A.Pengertian Ayat
Secara bahasa,lafadz ‘ayat’ memiliki beberapa makna,antara lain sebagai berikut [1]:
1.Berarti,alamat,tanda,seperti dalam firman Allah :
“Dan nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan[156] dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman”.
2.Berarti,pelajaran,seperti dalam firman Allah :
“Maka Itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka.Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang Mengetahui”.
3.Berarti,bukti,keterangan,seperti dalam firman Allah :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang Mengetahui”
Sedangkan pengertian ayat menurut istilah para ulama adalah sebagai berikut :
1.Az Zurqany[2]
انها طا ئفة ذات مطلع ومقطع مند رجة فى سورة من القرأن
“Bahwasanya ia (ayat) adalah kelompok yang mempunyai permulaan dan penutup yang masuk di dalam surat Al-Quran.”
2.Al Qattan[3]
والأية هى الجملة من كلام الله المندرجة فى سورة من القرأن
“Ayat adalah sejumlah kalam Allah yang masuk ke dalam surah Al Quran.”
3.Al-Ja’bari[4]
حد الأ ية قرأن مركب من جمل ولو تقديرا ذو مبدأ أو مقطع مندرج فى سورة
“Ayat adalah bacaan yang tersusun dari beberapa kalimat sekalipun secara taqdiri (perkiraan) yang memiliki permulaan atau bagian yang masuk dalam surah.”
Dari tiga definisi di atas dapat dikompromikan bahwa ayat adalah kalam Allah yang merupakan bacaan,terdiri dari dua kalimat atau beberapa kalimat sempurna,mempunyai permulaan dan akhiran,dan yang merupakan bagian dari surah.Dengan demikian syarat-syarat ayat adalah sebagai berikut [5]:
1.Ayat harus merupakan kalam Allah.Kalau bukan kalam Allah tidak dinamakan ayat dalam konteks ini.
2.Terdiri dari beberapa kalimat sempurna sekalipun secara perkiraan (taqdiri) seperti ayat yang terpendek di dalam surah Al-Mudatstsir (74):21.Sekalipun ayat ini terdiri dari dua kata tetapi maknanya sudah merupakan kalimat sempurna yang sudah mengandung subyek,predikat,dan obyek.Artinya adalah Kemudian dia memikirkan.
3.Memiliki permulaan dan akhiran.Sekalipun panjang kalimatnya dan terdiri dari beberapa kalimat,tetapi tidak menyebutkan permulaan dan akhiran ayat maka tidak disebut ayat.
4.Merupakan bagian dari surah Al-quran,karena surah adalah himpunan beberapa ayat.
B.Jumlah Ayat
Mengenai jumlah ayat dalam Al-Quran para ulama berbeda pendapat,dalam hal ini Ibnu Abbas berpendapat bahwa jumlah ayat al-Quran sebanyak 6.616,adapun menurut keterangan yang masyhur berjumlah 6.666,jumlah angka ini yang paling mudah pada umumnya di ingat oleh umat Islam.[6] Para ulama sepakat bahwa angka depan dari jumlah ayat yaitu 6.000,tetapi angka berikutnya diperselisihkan.Perhitumgan yang paling masyhur ada lima macam [7]:
1.Hitungan ahli Makkah,dilakukan oleh ‘Abdullah Ibn Katsir berjumlah 6.213 ayat.
2.Hitungan ahli Madinah,dilakukan oleh Abu Ja’far ibn yazid berjumlah 6.214 ayat.
3.Hitungan ahli Kufah,dilakukan oleh Abu ‘Abdir Rahman As Salamy berjumlah 6.236 ayat.
4.Hitungan ahli Bashrah,dilakukan oleh ‘Ashim ibn ‘Ajjaj berjumlah 6.216 ayat.
5.Hitungan ahli Syam,dilakukan oleh ‘Abdullah Ibn ‘Amir Al Yashhaby berjumlah 6.204 ayat.
Perbedaan ulama dalam menghitung jumlah ayat ini disebabkan oleh beberapa factor di antaranya adalah :
1.Karena Nabi pada suatu ketika mewaqafkan pada akhir suatu ayat (fashilah) karena tauqif.Apabila diketahui tempatnya maka beliau melenjutkan untuk menyempurnakan,sehingga orang yang mendengar pada waktu itu mengira bahwa itu bukanlah fashilah (pembatas ayat).[8]
2.Para ulama berbeda pendapat dalam menghitung fawatih As suwar (permulaan surah) yang terdiri dari huruf hijaiyah atau Al-Ahruf Al-Muqaththa’ah (huruf-huruf yang terpotong).Sebagian ulama menghitung المصsebagai ayat tetapi mereka tidak menghitung المرsebagai suatu ayat.Mereka menghitung يس sebagai suatu ayat,tetapi tidak menghitung طس sebagai suatu ayat.
Ahlu Kufah menganggap حم,يس,طسم,كهيعص,طه,المص,الم sebagai suatu ayat.Kemudian mereka mengangap bahwa حم,عسق sebagai dua ayat,dan para ulama selain mereka tidak menganggap sedikitpun dari semua itu.
Ahlul ‘Adad telah sepakat bahwa الر,المر,طس,ص,ق,ن bukanlah suatu ayat,mereka beralasan dengan atsar (hadist) dan mengikuti al-Manqul.Sebagian dari mereka ada yang berpendapat bahwa shad,qaf,ra,merupakan huruf tunggal sehingga bukan merupakan suatu ayat.
Perbedaan perhitungan ayat tersebut pada dasarnya disebabkan perbedaan dalam menghitung sebagaian ayat-ayat Al-Quran apakah waqaf Nabi pada saat membacanya dihitung satu ayat atau waqaf ditengah-tengah ayat atau perbedaan dalam menghitung permulaan surah.
Di antara ayat-ayat Al-Quran ada yang panjang dan ada yang pendek yang semuanya bersifat tauqifi tergantung dari petunjuk Rosulullah.Ayat yang paling panjang adalah Surah Al-Baqarah ayat 282.Sedangkan ayat yang paling pendek adalah ”Tsumma nadzar” sebagai ayat,dan tidak ada dalam Al-Quran yang lebih pendek dari pada ayat ini.Adapun yang menyamainya adalah : ‘Amma,Wal Fajr,dan Wadh-Dhuha.[9]
Menurut Al-Mushili surat-surat dalam Al-Quran itu terbagi menjadi tiga.Pertama,bagian yang tidak diperselisihkan tidak bersifat Ijmal dan tidak pula bersifat Tafshil.Kedua,bagian yang diperselisihkan secara Tafshil,tidak secara Ijmal.Ketiga,bagian yang diperselisihkan secara Ijmal maupun Tafshil.Perinciannya adalah sebagai berikut :[10]
a.Bagian pertama
No | Nama Surat | Jumlah Ayat |
1 | Yusuf | 111 |
2 | Al-Hijr | 99 |
3 | An-Nahl | 128 |
4 | Al-Furqan | 77 |
5 | Al-Ahzab | 73 |
6 | Al-Fath | 29 |
7 | Al-Hujarat | 18 |
8 | At-thaghabun | 18 |
9 | Qaf | 45 |
10 | Adz-dzariyat | 60 |
11 | Al-qamar | 55 |
12 | Al-hasyr | 24 |
13 | Al-mumtahanah | 13 |
14 | Ash-shaf | 14 |
15 | Al-Jumu’ah | 11 |
16 | Al-Munafiqun | 11 |
17 | Adh-dhuha | 11 |
18 | Al-‘adiyat | 11 |
19 | At-tahrim | 12 |
20 | Nun | 52 |
21 | Al-Insan | 31 |
22 | Al-Mursalat | 50 |
23 | At-takwir | 29 |
24 | Al-infithar | 19 |
25 | Sabbih | 19 |
26 | At-tatfif | 36 |
27 | Al-Buruj | 22 |
28 | Al-Ghasiyah | 26 |
29 | Al-Balad | 20 |
30 | Al-lail | 21 |
31 | Alam-Nasyrah | 8 |
32 | At-tin | 8 |
33 | Al-Hakkum | 8 |
34 | Al-Humazzah | 9 |
35 | Al-Fil | 5 |
36 | Al-Falaq | 5 |
37 | Tabbat | 5 |
38 | Al-Kafirun | 6 |
39 | Al-kautsar | 3 |
40 | An-Nashr | 3 |
b.Bagian Kedua
1.Surat al-Qashash (terdiri dari 88 ayat),menurut ahli kufah “Thaha siin miim”(ayat 1),sedangkan yang lain menggantinya dengan “ummatan minannasi yasquun” (ayat 23 ).
2.Surat al-Ankabut (terdiri dari 69 ayat),menurut ahlul kufah “Alif laam miim” (ayat 1),dan ahlul bashrah menggantinya dengan “Mukhlisin lahuddin” (ayat 65),sedangkan ahlul Ahlu Syam ‘Wa taqtha’unnas sabiil” (ayat 29).
3.Surat al-‘Ashr (terdiri dari 3 ayat).Al-Madani menganggap yang terakhir “Wa tawwa shau bil haqqi” (ayat 3),bukan Wal ‘ashr (ayat 1) dan yang lain berbeda.
c.Bagian ketiga
1.Surat al fatihah.Jumhur ulama berpendapat bahwa ayatnya berjumlah 7.Al-kufi dan Al-Makky menganggap bahwa Basmallah termasuk ayat,bukan An’amta ‘alaihim,dan yang lain sebaliknya.Hasan al-Bashri mengatakan bahwa surat al-fatihah terdiri dari delapan ayat,ia berpendapat bahwa lafadz (Basmallah dan An’amta ‘alaihim) sebagai ayat.sebagian ulama mengatakan enam ayat,dengan tidak menjdikan keduanya sebagai ayat.
Ulama yang lain berpendapat bahwa surah al-fatihah terdiri dari sembilan ayat dengan menggangap bahwa kedua kalimat di atas sebagai ayat dan menambahkan kalimat Iyyaka na’budu sebagai ayat.Adapu dalil yang menguatkan pendapat pertama adalah hadist dari Imam Ahmad,Abu Dawud,Tirmidzi,Ibnu Huzaimah,Hakim,dan ad-Daruquthni serta selain mereka,dari Ummu Salamah,”Sesungguhnya Nabi saw.pernah membaca
beliau memotong surat ini ayat per ayat,dan beliau menghitung surat ini dengan hitungan I’rab serta menghitung lafadz Basmallah sebagai ayat,dan tidak menghitung ‘alaihim sebagai ayat.
Imam ad-Daruquthni mengeluarkan sebuah riwayat,dengan sanad yang sahih,dari Abdi Khair,ai berkata :Ali pernah ditanyai tentang as-sab’ul-Matsani,maka ia berkata ,”Alhamdu lillahi rabbil ‘alamiin” kemudia dikatakan kepadanya,”Apakah dia hanya enam ayat ?” maka ia berkata : “Bismillahirahmanirrahim itu satu ayat.”
Selain surah al-Fatihah masih terdapat banyak surah lain yang diperdebatkan oleh para ulama antara lain surah al-baqarah ada yang mengatakan terdiri dari 285 ayat,ada yang berpendapat 286,danada yang mengatakan 287, begitu juga surah-surah lain yang belum tersebut di atas.
C.Jumlah Kata dan Huruf
Para ulama juga berbeda pendapat mengenai jumlaj kata (kalimat dalam bahasa arab) dalam al-Quran.di antara mereka ada yang menghitung sebanyak 77.934 kata,ada yang menghitung sebanyak 77.277 kata,da nada juga yang berpendapat sebanyak 77.437 kata.Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan mengenai cara perhitungannya,ada yang memandang bahwa suatu kata mempunyai makna majaz (metafora) da nada pula yang memandang makna hakekat,ada yang menghitungnya didasarkan dari segi tulisan ada juga yang menghitung didasarkan pada suara,da nada juga yang didasarkan pada keduanya.[11]
Tentang jumlah huruf Al-Quran,para ulama juga berbeda pendapat.Menurut Ibnu Abbas segala huruf yang terkandung dalam Al-Quran sebanyak 323.671 huruf,ada yang menghitungnya sebanyak 321.267 huruf,ada juga 325.345 huruf,da nada juga yang menghitung sebanyak 1.025.000 huruf,hitungan yang terakhir inilah yang mudah dihafal.Perbedaan hitungan huruf ini disebabkan di antaranya huruf bertasydid atau syiddah dihitung satu huruf da nada pula yang menghitungnya dua huruf.[12]Sebab lain adanya perbedaan bacaan panjang dan pendek,jika panjang dihitung dua huruf jika pendek dihitung satu huruf.Perbedaan perhitungan tersebut tidak menjadi persoalam karena tidak mengurangi subtansi Al-Qur’an,justru memeliharanya sesuai dengan ijtihad mereka masing-masing.
3.Tertib ayat dalam surat
Telah menjadi ijma’ ulama bahwa tertib ayat Al-Quran adalah tauqifi dari Nabi saw dan dalam hal ini berarti tidak menjadi lapangan pendapat serta ijtihad.Ketika Jibril menurunkan ayat-ayat itu kepada Rasul ia sekaligus menunjukkan tempat suatu ayat dalam surah.Kemudian beliau membacakannya kepada para sahabat dan memrintahkan kepada para penulis wahyu untuk mencatatnya dengan menentukkan kepada para penulis wahyu agar mencatatnya dengan menentukkan surat yang ada ayat itu dan tempat ayat itu pada surah tersebut.
Dan selururuhnya itu menurut urutan yang kita kenal dalam mushaf-mushaf.Ijma’ tersebut bersandar kepada nash,antara lain :
“Hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Ustman bin Abil ‘Ash berkata : saya duduk disisi Rasulullah,tiba-tiba beliau membelalakkan pandangan matanya,kemudian beliau meluruskan pandangan itu,lalu beliau bersabda:Jibril dating kepadaku,lalu beliau memerintahkan kepadaku untuk meletakkan ayat ini di tempat ini dari surat An-Nahl 90,yang artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,memberi kepada kaum kerabat,dan Allah melarang dari perbuatan keji,kemungkaran dan permusuhan.Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
Demikian juga pada bacaan-bacaan shalat Nabi,baik itu dalam surah al-Baqarah,Ali Imran dan lain-lainya Nabi membaca seluruhnya itu sesuai dengan tertib/urutan ayat seperti apa yang ada dalam mushaf.Seperti kutipan di bawah ini [13]:
“Dari bacaan yang sahih adalah bacaan Nabi dalam sunan yang sahih,seperti surah Al Baqarah,Ali Imran,An Nisa dan Al A’raf.Dalam shalat maghrib,Qad Aflahal Mu’minun dan surat Ar Rum dalam shalat subuh pada hari Jum’at.Bacaan surah Jum’ah dan Munafiqun dalam shalat Jum’at,bacaan surah Qaf dalam khutbah surat Iqtarabat dan Qaf dalam shalat ‘id.beliau membaca seluruhnya itu dengan tertib menurut yang ada dalam mushaf atas apa yang dilihat dan didengar dari sahabat.”
Ibrahim Al Abyari menjelaskan [14]:
“Sebagaimana peletakan ayat-ayat dengan fashilah-fashilah itu tauqifi,maka peletakkan ayat-ayat di tempat-tempatnya adalah tauqifi.Sebagai bukti adalah ayat :
Dalam surat Al Baqarah ayat 281 tersebut adalah merupakan ayat-ayat yang terakhir diturunkan,maka Nabi meletakkanya berdasarkan wahyu dari Tuhan yaitu diantara ayat riba dan hutang dari surat Al Baqarah.
[1] Ahmad Adil Kamal,Ulum al-Qur’an,(T.tp,: T.pn.,t.t.),hlm.11.
[2] Moh.Abd.Adzim Az Zurqany,Manahil Al-Irfan fi Ulum Al-Quran.Jilid III,Isa Al Halaby,Wasy Syirkah,hlm.339.
[3] Al-Qattan,Mabahis fi ‘Ulum Al-Qur’an,Mansyurat Al ‘Ashr Al-Hadist,cet.ke-2,hlm.139.
[4]As-Suyuthi,Jalaludin Abdurrahman,Al-Itqan fi ‘ulum Al-Quran,Beirut : Dar Al-Fikr,hlm.68.
[5]Abdul Majid Khon,Praktikum Qiraat :”Keanehan Bacaan Al-Quran Qiraat Ashim dari hafash,Cet I.hlm.16.
[6]Menurut Prof.DR.T.M.Habsy Ash Shidddeqy pendapat ini sebenarnya tidak ada dasarnya,namun para Mubaligh sering menggunakan jumlah ini.
[7]Habsy Ash-shiddeqy ,Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir,Jakarta : Bulan Bintang,hlm.76-77.
[8] As-Suyuthi,Al Itqan……..hlm.69.
[9]Ibid.hlm.70.
[10]Ibid.hlm.71.
[11]Ibid.hlm.72.
[12] Ibn Baidahwi,Abdullah Umar,Risalat Al-Qurra’ wa Al-Huffazh fi Ghara’ib Al-Qira’ah wa Al-Alfazh (‘Ala Qiraa’ah ‘Ashim ‘an Riwayah Hafsh,(Semarang : Toha Putra,tth) hlm.16.
[13]Al Jurjani,At Ta’rifat,hlm.29.
[14] Dr.M.Husain Adz Dzahabi,At Tafsir Wal Mufassirrun,Jilid I,Cet.III,Maktabah Wahbah,1405/1985,hlm.19-20.